gravatar

Pulang Kampung, Messi Dipukul Fans Lokal

Lionel Messi. AP/Job Vermeulen

TEMPO Interaktif, Bintang sepak bola klub Barcelona, Lionel Messi, mendapat perlakuan buruk saat pulang ke kampung halamannya di Kota Rosario, Argentina. Seorang fans dari klub lokal Rosario Central di Kota Rosario menyerang pemain terbaik dunia ini.

Kejadian ini terjadi sangat cepat pada Kamis, 2 Juni 2011 waktu setempat. Messi dan koleganya saat itu usai makan siang di sebuah restoran Club de la Milanesa di Rosario sekitar 300 kilometer dari Buenos Aires.

Tiba-tiba, seorang pemuda datang sembari meninjukan bogemnya ke arah bintang 23 tahun ini. Beruntung pukulannya dilaporkan meleset. Kegaduhan di restoran itu tak dapat dihindarkan. Messi pun segera diamankan. "Aku tidak tersentuh," kata Messi dalam Reuters hari ini.

Petugas berwenang kini menyelidiki insiden tidak menyenangkan ini. Klub Rosario Central adalah klub lokal saingan klub lokal Newell di mana bakat Messi pertama kali terbentuk. Selanjutnya, Messi direkrut Barcelona pada usia belia hingga kini menjadi mega bintang lapangan hijau dunia.



Nama Messi kini terus bersinar setelah mengantarkan Barcelona menjuarai Piala Champions dan gelar juara Liga Spanyol. Wajar jika gaji Messi pada 2011 mencapai 31 juta euro per tahun atau sekitar Rp 400 miliar. Lebih tinggi dibanding bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, sebesar 27,5 juta euro, dan bintang Manchester United, Wayne Rooney, sebesar 20,7 juta euro.

(http://bola.tempointeraktif.com/hg/sepakbola/2011/06/03/brk,20110603-338352,id.html)

Baca selengkapnya Bagikan
gravatar

Memformat SMA Bernilai Plus

SAAT ini, animo masyarakat menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas (SMA) tidak setinggi beberapa tahun lalu. Kini, kecenderungan memilih sekolah menengah kejuruan (SMK), tak peduli berkualitas atau belum, menunjukkan peningkatan yang signifikan. Masalah ’’keterampilan’’, demikian menurut beberapa pengamat mengenai fenomena ini.

Menurut mereka, jika masuk SMK, siswa akan dibekali berbagai keterampilan, yang kelak membantunya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Lebih jauh, jika ingin berwiraswasta, maka ia pun telah memiliki modal keahlian. Inilah nilai plus SMK dibandingkan dengan SMA. Hal ini sangat berbeda dari SMA, mereka harus kuliah lagi, atau paling tidak harus mengikuti berbagai kursus keterampilan.

Tapi apakah memang seperti itu persoalannya? Jika memang demikian halnya maka SMA harus segera melakukan sesuatu. Misalnya harus membuat sesuatu yang bernilai plus sehingga animo itu kembali tinggi. Masih banyak yang bisa dilakukan oleh SMA, yang itu semua tidak dilakukan di SMK.

Menurut hemat penulis, ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan oleh lembaga SMA jika masih tetap ingin eksis di tengah persaingan ketat dunia pendidikan. Alternative tersebut antara lain, jumping program dengan orientasi vokasi (vocationally program), menjalin kerja sama dengan perusahaan (networking company), dan kerja sama program dengan perguruan tinggi luar negeri (joint program).

Vocationally program adalah program pendidikan yang menjurus pada suatu bidang keahlian. Kita melihat yang telah dilakukan SMK, yang begitu ampuh untuk menjaring siswa. Kuncinya hanya satu, yaitu keterampilan, yang dikejar oleh siswa agar kelak mudah mendapatkan pekerjaan.

Lalu apakah di SMA semua itu tidak ada, dan tidak bisa dilakukan? Tentu saja banyak, dan mudah dilakukan. Hanya saja syaratnya, sekolah harus mengupayakan agar siswanya benar-benar ahli di bidangnya. Caranya, pertama; membuat program pembelajaran terpusat ke lab. Misalnya buat siswa tanpa ruang kelas tersendiri, kemudian jadikan ruang-ruang kelas itu sebagai lab untuk setiap mata pelajaran.

Perekrutan Lulusan

Biarkan siswa memilih mata pelajaran/ bidang tertentu yang disukai, lalu berikan bimbingan intensif, sekaligus melibatkan mereka sebagai laboran. Biarkan siswa mengembangkan kreativitasnya di bawah bimbingan guru sehingga tercipta suatu kreativitas tinggi dalam bidang-bidang tertentu.

Kedua; ubah kurikulum menjadi aplikatif. Selama ini, kurikulum pembelajaran di SMA, dirasa kurang aplikatif, terlalu banyak tapi tidak mendalam. Langkahnya, pada siswa yang telah terkelompok dalam satu bidang keahlian tadi, misalnya matematika, arahkan pada sesuatu yang aplikatif. Contohnya, matematika ekonomi, matematika arsitektur, matematika perbankan, dan sebagainya.

Ketiga; ajarkan dengan bahasa asing (bilingual atau trilingual). Saat ini sedang ramai digalakkan sekolah berstandar internasional. Sesungguhnya tidak perlu ribut mengurus administrasi agar masuk program RSBI jika kita telah menerapkan pembelajaran dengan bahasa asing, dengan sendirinya sekolah telah berstandar internasional.
Menjalin kerja sama dengan dunia kerja mutlak dilakukan di tengah-tengah sulitnya mencari pekerjaan. Jalin komunikasi dengan perusahaan-perusahaan agar dapat menyinergikan antara program pembelajaran dan kebutuhan perusahaan. Selain itu, kalau bisa diadakan MoU untuk memasok lulusan ke perusahaan itu.

Jika selama ini joint program sering dilakukan antara lembaga yang sederajat (misalnya antarperguruan tinggi), program ini kita rintis. Artinya lulusan SMA kita bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi di luar negeri.
Dengan demikian maka ada beberapa nilai plus dari SMA kita, yaitu siswa benar-benar menguasai bidang yang diminatinya, dapat dengan mudah meraih pekerjaan setelah lulus, dan ada kemudahan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Para guru pun memperoleh kesempatan terus berkarya sesuai dengan bidangnya, termasuk penguasaan bahasa internasional.
Sesungguhnya, banyak bidang keahlian yang tidak dikembangkan oleh SMK dalam pembelajarannya yang bisa dikembangkan oleh SMA. Kuncinya, butuh keinginan yang kuat untuk mendesain ulang program pembelajaran di SMA agar bisa lebih diterima di masyarakat. (suaramerdeka.com)
Baca selengkapnya Bagikan
gravatar

Dewan Bingung Tentukan Sikap, Riau Air Ditutup..?

Pekanbaru, MR
Dewan mengakui berdilema dalam menentukan sikap terhadap keberadaan PT RA (Riau Air) saat ini terutama menyangkut masalah ditutup atau tetap dipertahankan beroperasi.
Kalau ditutup, sudah banyak tenaga, pikiran bahkan anggaran yang dihabiskan. Sementara kalau dipertahankan, kondisinya sudah "cukup parah", yang memerlukan konsentrasi tinggi dalam menyelamatkan karena terbelit hutang dan belakangan "pelarangan terbang" yang diikuti pengunduran diri beberapa Direksi.
"Kalau dilihat dari lama operasinya dan anggaran yang dihabiskan, kita berpendapat tidak layak lagi untuk dipertahankan. Tapi kita juga ingin bagaimana dana yang sudah dihabiskan untuk kembali apalagi ini menyangkut marwah karena membawa nama daerah. Jadi ingin tetap dipertahankan,".
Jelas Zulkarnain Nurdin, SH, MH Anggota Komisi A, DPRD Riau Kamis (16/6) pada wartawan ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya seputar keberadaan dari salah satu BUMD tersebut.
Lebih jauh dikatakan juga, namun demikian kesemuanya itu tergantung dari Pemerintah Provinsi Riau selaku Pemegang Saham terbesar atau Pemilik. Terutama kalau memang dipertahankan, harus punya "kajian yang dalam" untuk menyakinkan dan analisa ekonomi yang mengatakan bisa untuk berkembang. Kalau hal ini tidak, maka tidak akan ada lagi suntikan dana dan tutup.
"Ini ibarat seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dengan kondisi yang nakal ditambah prestasi yang anjlok. Tentu seorang Bapak mengingatkan apakah mau berubah atau tidak yang diikuti dengan tindakan-tindakan yang mengarah ke yang lebih baik. Tapi kalau tidak, lebih baik dikeluarkan atau berhenti saja sekolah, karena akan buang-buang uang dan waktu," terangnya lagi dengan memberikan perumpamaan kasus.
Untuk itu dikatakan lagi oleh Anggota Dewan dari Fraksi Gabungan ini, dalam menentukan sikap nantinya, Pemproc betul-betul memberikan kajian yang "layak". Jadi perlu kajian yang mendalam dan berimbang mengenai kondisi riil yaang terjadi," katanya lagi dan mengakui lupa berapa anggaran yang telah disedot PT RAL dan menyebutkan untuk 2011 dianggarkan Rp15M. (MR14)
Baca selengkapnya Bagikan
gravatar

Polisi Seperti Mau Perang…?

JAKARTA - Ribuan personel polisi termasuk yang bersenjata lengkap, penembak jitu dan pasukan pengendali massa yang menjaga sidang pembacaan vonis Amir Jamaah Ansharut Tauhid Abu Bakar Baasyir di Pengadilan Negeri Selatan cukup meresahkan warga sekitar.

Beberapa toko di sekitar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, yang biasa beroperasi juga nampak tutup.

“Dengan kayak begini tentu kami was-was karena pengamanan tidak seperti biasa. Begitu banyak polisi kayak mau perang,” ujar sekuriti PT Bahana, Wahyu, Kamis (16/6/2011).

Lokasi tempat Wahyu bekerja berada persis di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Selain itu, Wahyu juga mengkhawatirkan kerusuhan kembali pecah di Jalan Ampera seperti pernah terjadi saat sidang anggota kelompok organisasi massa beberapa waktu lalu.

“Saya ingat dulu Ampera itu kan parah sekali rusuhnya sampai ke (kantor) sini. Tapi kami sudah diberitahu polisi untuk hati-hati," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Budi, sekuriti Bondies yang terletak persis di samping kantor Bahana. “Kami sengaja pagar itu ditutup karena hari ini sidang Baasyir. Tapi nanti operasional seperti biasa jam 11," ujarnya.

Selain itu, Yono, seorang warga sekitar yang ditemui di depan Halte Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengatakan, dirinya sedikit sempat kebingungan melihat banyaknya polisi yang berjaga saat keluar rumah dan akan melakukan aktivitas. Yono yang biasa berjualan pulsa elektrik dan voucher ini juga memutuskan libur hari ini.(okezone.com)
Baca selengkapnya Bagikan

INILAH.COM

NOKIA

KURS RUPIAH HARI INI

COVER NEWS PAPER

BUKU TAMU


ShoutMix chat widget